Raden Ajeng Kartini lahir tepat 137 tahun yang lalu di Jepara, Jawa Tengah. Semasa hidupnya, Kartini terus berjuang membela emansipasi wanita. Enggak heran jika ia dijadikan ikon panutan bagi kaum perempuan. Namun banyak juga yang nanya kenapa ada hari Kartini tapi nggak ada hari pahlawan cewek lain seperti Cut Nyak Dien misalnya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud) lewat akun Twitter resminya menjelaskan kenapa ada hari Kartini tapi nggak ada hari Cut Nyak Dien. Ini dia alasan kenapa Ada Hari Kartini tapi enggak ada hari Cut Nyak Dein Menurut Kemendikbud.
Banyak yg bertanya,knp Kartini?Knp tdk ada hri khusus u/pahlawan wanita lain?Sprti Cut Nyak Dien yg berperang dgn Belanda? #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Sbnrnya hakikat peringatan Hari Kartini tdk hanya u/mengingat perjuangan Kartini, melainkan jg perjuangan wanita lain. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Terinspirasi dr kultwit Kang @AsepKambali ttg #MenggugatKartini ,kami akan bahas skilas ttg sosok Kartini. Knp Kartini?— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Siapa sosok Kartini yg misterius itu?Knp dia bs menghipnotis dunia dgn tulisannya?Kartini pun identik dgn Jawa-sentrisme. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Kartini hdp di zaman dmn prempuan tdk diperlakukan sbg subjek.Kartini adlh objek.Ia dipingit,pdhl ia ingin ttp brsekolah. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Kartini adlh anak dr Bupati Jepara.Dia pintar dan penurut.Prempuan ningrat yg mampu skolah di ELS,skolah fav pro Belanda. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Kartini mampu brbahasa Belanda.Byk membaca koran2/majalah2 Belanda.Pengetahuannya luas,menembus cakrawala hingga ke Eropa. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Kartini jg sgt bersemangat mlanjutkan skolahnya ke Eropa.Tp ia hrs tunduk pd tradisi Jawa.Dipingit,dan dipaksa menikah. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Jika dibanding pejuang prempuan lainnya,jgnkan melawan Belanda,melawan ortu adlh pantangan baginya.Jd apa perjuangannya? #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Kartini muncul di pentas dunia krn prjuangannya mlalui tulisan.Ia menuangkan pikiran,gagasan,bhkn perasaannya dgn tulisan. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
J.H. Abendanon, Menteri Kebudayaan Hindia-Belanda saat itu, membukukan surat2 Kartini yg ditujukan u/teman2nya di Eropa. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Buku kumpulan surat2 Kartini itu menggegerkan dunia.Kartini scr politis dimunculkan sbg tokoh sentral prjuangan prempuan. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Hal itu membuat Kartini terlihat hebat,melebihi pejuang prempuan lain sblm Kartini,yg brperang mlawan Belanda hingga mati. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Ada prbedaan antara Kartini dgn pejuang prempuan lainnya. Kartini terdidik pemahaman global dgn bhs Belandanya yg fasih. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Smentara pejuang perempuan lainnya berperang,memegang senjata,bhkn memimpin pasukan mngusir penjajah Belanda hingga mati. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Ssungguhnya jika dibaca surat2 Kartini, prjuangannya u/dirinya terkungkung adat Jawa yg mengekangnya. Itulah curhatannya. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Apa yg dilakukan Kartini adlh "perjuangan" u/mengisi kejenuhan & kekosongan wkt. Dia mengajar,mnjadikan org lain terdidik. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Stiap prempuan adalah pejuang. Tp perjuangannya dgn cara yg berbeda2. Mari kita hargai & rayakan smua bentuk perjuangan. #MenggugatKartini— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Jika kita tdk memahami sejarah bgmn republik ini didirikan dgn darah & air mata para pejuang,kita bs semena2 & mdh menghancurkan negara ini.— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Kartini memang sbagian kecil dr begitu besar kekayaan budaya dan sejarah Indonesia.Krn itu perlakukan Kartini dgn bijak & tdk berlebihan :)— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Sepenggal surat Kartini ttg pendidikan, perempuan, & tradisi pingitan budaya Jawa. Inilah bentuk perjuangan Kartini. pic.twitter.com/TumIGMFikP— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) April 21, 2016
Sumber : HAI